DRADIO.ID – 09 Mei 2025 , Kemiskinan absolut masih menjadi salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Indonesia, meskipun negara ini dikenal kaya akan sumber daya alam dan potensi ekonomi. Menurut data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), sekitar 9,2% penduduk Indonesia, atau lebih dari 24 juta orang, hidup di bawah garis kemiskinan absolut, yang berarti mereka tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan akses terhadap layanan kesehatan.
Salah satu penyebab utama kemiskinan absolut adalah ketidakmerataan distribusi kekayaan. Meskipun Indonesia memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dalam beberapa tahun terakhir, manfaat dari pertumbuhan tersebut tidak dirasakan secara merata oleh seluruh lapisan masyarakat. Data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menunjukkan bahwa sebagian besar kekayaan nasional terakumulasi di tangan segelintir orang, sementara banyak masyarakat di daerah pedesaan dan pinggiran kota masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kurangnya akses terhadap pendidikan dan pelatihan juga berkontribusi pada masalah ini. Banyak anak-anak di daerah terpencil tidak mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga mereka terjebak dalam siklus kemiskinan yang sulit diputus. Menurut laporan dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), pendidikan yang berkualitas dan pelatihan keterampilan sangat penting untuk meningkatkan daya saing generasi muda di pasar kerja.
Selain itu, faktor-faktor seperti bencana alam, perubahan iklim, dan ketidakstabilan ekonomi juga memperburuk situasi kemiskinan absolut. Masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana sering kali kehilangan mata pencaharian mereka akibat bencana alam, dan mereka tidak memiliki cadangan yang cukup untuk bertahan hidup. Hal ini menambah beban bagi pemerintah dalam upaya mengurangi angka kemiskinan.
Baca Juga
Pemerintah Indonesia telah meluncurkan berbagai program untuk mengatasi kemiskinan, seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT). Namun, banyak pihak berpendapat bahwa upaya tersebut perlu ditingkatkan dan diperluas agar lebih efektif. Organisasi non-pemerintah dan masyarakat sipil juga berperan penting dalam memberikan dukungan dan advokasi bagi masyarakat yang terdampak kemiskinan.
Dalam menghadapi tantangan kemiskinan absolut, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sangat penting. Dengan mengedepankan kebijakan yang inklusif dan berkelanjutan, Indonesia memiliki potensi untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan masyarakat harus menjadi prioritas utama agar setiap warga negara dapat menikmati hasil dari kekayaan yang dimiliki oleh bangsa ini.
Dengan langkah-langkah yang tepat, harapan untuk mengatasi kemiskinan absolut di Indonesia masih ada. Semua pihak diharapkan dapat bersatu untuk menciptakan masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia. (ADR)