DRADIO.ID – Hari Valentine, yang diperingati setiap 14 Februari, memiliki sejarah panjang dan beragam tradisi di berbagai belahan dunia. Perayaan ini tidak hanya menjadi simbol kasih sayang, tetapi juga mencerminkan kekayaan budaya dan cara unik setiap negara dalam mengekspresikan cinta.
Asal Usul Hari Valentine
Sejarah Hari Valentine sering dikaitkan dengan seorang pendeta Kristen bernama Santo Valentinus. Menurut beberapa sumber, Santo Valentinus dihukum mati oleh Kaisar Romawi Claudius II karena menikahkan pasangan secara diam-diam, menentang larangan kaisar yang melarang pernikahan bagi prajurit. Legenda lain menyebutkan bahwa sebelum eksekusinya, Valentinus menulis surat kepada putri sipir penjara yang berhasil disembuhkannya dari kebutaan, menandatangani surat tersebut dengan “Your Valentine”.
Selain itu, beberapa sejarawan mengaitkan perayaan ini dengan Festival Lupercalia, sebuah ritual Romawi kuno yang diadakan pada pertengahan Februari untuk merayakan kesuburan. Namun, hubungan langsung antara Lupercalia dan Hari Valentine masih menjadi perdebatan di kalangan akademisi.
Ragam Perayaan Valentine di Seluruh Dunia
Baca Juga
Setiap negara memiliki cara unik dalam merayakan Hari Valentine, mencerminkan tradisi dan budaya lokal yang khas.
- Jepang: Di Jepang, tradisi Hari Valentine berbeda dari negara lain. Pada 14 Februari, wanita memberikan cokelat kepada pria. Ada dua jenis cokelat yang diberikan: “giri-choco” (cokelat kewajiban) untuk teman atau rekan kerja, dan “honmei-choco” (cokelat khusus) untuk pasangan atau pria yang disukai. Sebulan kemudian, pada 14 Maret yang dikenal sebagai White Day, pria membalas dengan memberikan hadiah, biasanya berupa cokelat putih atau perhiasan.
- Korea Selatan: Di Korea Selatan, perayaan cinta tidak hanya berlangsung pada 14 Februari. Setiap tanggal 14 di setiap bulan memiliki tema khusus, seperti Rose Day, Kiss Day, dan Hug Day. Pada 14 Februari, wanita memberikan hadiah kepada pria, dan pada 14 Maret (White Day), pria membalasnya. Bagi mereka yang masih lajang, ada Black Day pada 14 April, di mana mereka berkumpul untuk makan jjajangmyeon, mie dengan saus pasta kacang hitam.
- Denmark: Di Denmark, tradisi Valentine melibatkan pemberian bunga putih yang disebut “snowdrops” dan kartu lelucon anonim yang disebut “gaekkebrev”. Pengirim menulis puisi atau sajak lucu tanpa menandatangani nama mereka, dan penerima harus menebak siapa pengirimnya.
- Filipina: Di Filipina, Hari Valentine sering kali menjadi momen bagi ratusan pasangan untuk menikah dalam pernikahan massal. Acara ini biasanya disponsori oleh pemerintah setempat atau organisasi lain dan menjadi peristiwa yang sangat dinantikan oleh banyak pasangan.
- Italia: Di Italia, pasangan sering merayakan Hari Valentine dengan tradisi romantis menggantungkan gembok cinta di jembatan sebagai simbol cinta abadi.
- Wales: Di Wales, Hari Valentine dirayakan pada 25 Januari dan dikenal sebagai “Dydd Santes Dwynwen”. Tradisi unik di sini adalah pemberian “sendok cinta” yang diukir dengan rumit sebagai simbol kasih sayang.
- Tiongkok: Di Tiongkok, dengan tradisi unik yang dikenal sebagai Qixi atau Festival Malam Ketujuh, perayaan kasih sayang diadakan pada hari yang berhubungan dengan kisah cinta legendaris. Cerita ini mengisahkan tentang Zhinu, seorang putri dari Kerajaan Khayangan yang jatuh cinta dan menikah dengan seorang penggembala sapi bernama Niulang, dan mereka dikaruniai anak kembar. Namun, ayah Zhinu yang marah ketika mengetahui pernikahan tersebut akhirnya memaksa Zhinu kembali ke kerajaan.
Perayaan Hari Valentine di berbagai negara menunjukkan betapa beragamnya cara manusia mengekspresikan cinta dan kasih sayang. Meskipun berbeda dalam tradisi dan praktik, esensi dari perayaan ini tetap sama: merayakan cinta dalam segala bentuknya.(DEM)