DRADIO.ID – Setelah puluhan tahun menjadi salah satu peraih penghargaan terbanyak di Grammy Awards, Beyoncé akhirnya memecahkan rekor dengan memenangkan kategori Album of the Year pada tahun ini. Meskipun sebelumnya ia telah memenangkan banyak penghargaan Grammy, kategori ini selalu eluding her. Kemenangan ini menjadi momen bersejarah bagi Beyoncé, terutama setelah suaminya, Jay-Z, secara terbuka memprotes ketidakadilan yang dirasakannya di ajang Grammy 2024. Jay-Z bahkan menyindir adanya keberpihakan Grammy terhadap musisi kulit putih, yang menurutnya telah merugikan Beyoncé selama bertahun-tahun.
Jay-Z, dalam pidatonya di Grammy 2024, menyatakan bahwa sistem penghargaan Grammy terasa subjektif dan tidak adil. Ia menegaskan bahwa meskipun Beyoncé memiliki lebih banyak nominasi Grammy daripada siapa pun, ia belum pernah memenangkan Album of the Year. “Pikirkan tentang itu, Grammy terbanyak, tapi tidak pernah memenangkan Album of The Year. Itu tidak masuk akal,” ujarnya. Pernyataan Jay-Z dianggap sebagai ancaman terselubung kepada penyelenggara Grammy, dan spekulasi pun bermunculan bahwa tekanan ini mungkin memengaruhi keputusan Grammy 2025. Benar saja, pada tahun ini, Beyoncé masuk dalam 11 kategori, termasuk Album of the Year melalui album terbarunya, Cowboy Carter. Album ini berhasil mengalahkan pesaing berat seperti Billie Eilish, Taylor Swift, dan Sabrina Carpenter.
Namun, di balik kemenangan spektakuler ini, muncul isu kontroversial yang menyebutkan bahwa Beyoncé diduga terlibat dalam beberapa insiden tragis yang menimpa musisi lain. Isu ini menyatakan bahwa beberapa musisi yang meraih popularitas melebihi Beyoncé atau tidak mengucapkan terima kasih kepadanya saat memenangkan Grammy, mengalami nasib buruk. Meskipun isu ini belum terbukti kebenarannya, hal tersebut menambah nuansa dramatis dalam perjalanan karier Beyoncé. Kemenangannya di Grammy 2025 tidak hanya menjadi pencapaian pribadi, tetapi juga memicu diskusi tentang keadilan dalam industri musik dan dinamika kekuasaan di balik layar.
Baca Juga