DRADIO.ID – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon mengajak kepada seluruh sastrawan, ilmuwan, arkeolog, filosof, dan tokoh-tokoh untuk menggali kembali narasi sejarah dan nilai-nilai yang menghubungkan Nusantara dengan dunia. Hal ini disampaikannya saat dikonfirmasi setelah menghadiri acara Borobudur Writers & Cultural Festival (BWCF), di Ratu Convention Center, Selasa (19/11/2024) malam.
“Dengan tema membaca ulang hubungan Muaro Jambi – Nalanda dan arca-arca sumatera, sambil mengenang arkeolog terkemuka Indonesia. Kita diajak kembali menggali narasi sejarah dan nilai-nilai yang menghubungkan Nusantara dengan dunia,” kata Fadli Zon.
“Tadi saya sudah melihat kondisi Candi Muaro Jambi, kawasan ini memiliki potensi luar biasa. Tetapi, di belakangnya banyak narasi atau cerita dan pengetahuan yang harus kita angkat kembali,” sambungnya.
Disampaikan Fadli Zon, kegiatan BWCF ini menjadi wadah bagi pecinta seni dan budaya untuk berkembang lagi kedepannya.
“Saya kira BWCF tahun ini yang memasuki penyelenggaraan ke-13, merupakan suatu pencapaian dari perjalanan panjang sebagai forum literasi seni dan budaya yang mempunyai cakupan internasional. Ini lebih dari sekedar festival, tapi ini sudah menjadi ruang dialog budaya dan menemukan titik masa lalu dengan masa kini untuk membangun jembatan di masa depan,” ujar Fadli Zon.
Lebih lanjut Fadli Zon mengatakan, apabila Indonesia bercita-cita untuk menjadi ibukota kebudayaan dunia. Maka, itu hal yang wajar. Sebab, Indonesia memiliki banyak keragaman budaya yang memang nyata dan dapat dibuktikan bersama.
“Potensi yang besar ini menjadi suatu bukti bahwa kekayaan budaya nasional kita ini memang nyata. Kalau kita bercita-cita untuk menjadikan Indonesia sebagai Ibukota kebudayaan dunia, saya kira tidak berlebihan,” ungkapnya.
“Inikan baru pertama kali di sumatera, tepatnya di sirkus Cagar Budaya Muaro Jambi. Kegiatan seperti ini merupakan lintas bagi para pecinta seni, sastra, tari, dan lain-lain, tambah Fadli Zon.
Baca Juga
Dirinya pun sangat mendukung kegiatan BWCF ini, karena dahulunya kawasan Candi Muaro Jambi ini menjadi kiblat budayawan dan peradaban saat masa Sriwijaya maupun Budhha.
“Kita akan dukung terus kegiatan seperti ini, dan kegiatan ini juga memperkenalkan Candi Muaro Jambi kepada dunia. Bahwa ini merupakan satu kawasan yang menjadi kiblat ketika itu, dari sebuah budaya dan peradaban saat masa Sriwijaya, Buddha, dan sebagainya,” ucap Menteri Kebudayaan RI itu.