PPM, Program SKK Migas-KKKS yang Berikan Dampak Positif Bagi Masyarakat Provinsi Jambi

DRADIO.ID – KKKS Wilayah Jambi berupaya terus memberikan dampak positif bagi masyarakat di sekitar wilayah kerjanya. Upaya ini salah satunya dengan melaksanakan Program Pengembangan Masyarakat (PPM).

Seperti yang dilakukan Pertamina EP Jambi Field yang merupakan bagian dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) Zona 1. Hal sama juga dilakukan PetroChina International Jabung Ltd, MontD’Or Oil Tungkal Ltd, dan Jindi South Jambi B Co. Ltd.

Program Pengembangan Masyarakat yang dilakukan Pertamina EP Jambi Field yakni melakukan Reintegrasi Warga Binaan Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi dengan memberi berbagai program keterampilan bagi para warga binaan Lapas Perempuan Jambi. Salah satunya membatik. Keterampilan itu akan menjadi bekal mereka kelak.

Tidak hanya keterampilan, Pertamina EP Jambi juga mempersiapkan mental para warga binaan, selama mereka menjalani masa hukuman, dan ketika sudah bebas nanti. Program reintegrasi diberikan dalam bentuk penguatan psikologi.

Manager Pertamina EP Jambi Field, Hermansyah, memaparkan alasan dan tujuan diadakannya penguatan psikologi bagi warga binaan Lapas Perempuan Jambi.

“Kegiatan ini digelar untuk mengukur apakah program yang telah dilakukan selama ini berdampak atau tidak terhadap warga binaan,” ujarnya didampingi Comrel & CID Officer PHR Zona 1, Afrianto dan Community Development Officer (CDO) Pertamina EP Jambi Field, Zainul.

Dikatakan, ada 3 poin yang mau dikejar dari program reintegrasi melalui pendekatan pemberdayaan berkelanjutan. Yakni, psikologi, peningkatan pengetahuan, dan keterampilan.

“Roadmap kita 5 tahun. Sekarang sebenarnya masuk tahun ke-6 karena sempat berhenti akibat ada wabah Covid-19 di tahun 2020,” ujarnya.

Kenapa psikologi yang dihadirkan? Diharapkan, saat warga binaan bebas dan keluar dari lapas, secara mental mereka siap untuk terjun lagi ke masyarakat dengan berbagai stigma yang bakal mereka hadapi.

Pada program reintegrasi ini, bebernya, Pertamina EP Jambi Field menghadirkan kelompok batik di awal program untuk peningkatan keterampilan.

“Tapi pelatihan yang kita berikan bukan hanya batik, tapi juga manajemen kelompok, public speaking, manajemen keuangan, dan lainnya, termasuk secara psikologis mereka,” ujarnya.

Jadi, katanya, tujuan utama bukan tentang batik, tapi itu jalan awal untuk tujuan yang lebih besar yakni agar warga binaan bisa bertahan hidup setelah keluar dari lapas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *