Berawal Dari Keprihatinan Terhadap Isu-Isu Konservasi, 2 Wartawan Sumbar dirikan Yayasan Jejak Harimau Sumatera

Dua wartawan fotografer jurnalistik, Adi Prima dan Andri Mardiansyah saat penyerahan akta pendirian dan SK Menkumham Yayasan Jejak Harimau Sumatera. [Dok. Istimewa]

DRADIO.ID – Dua wartawan fotografer jurnalistik, Andri Mardiansyah dan Adi Prima, asal Sumatera Barat (Sumbar) memprakarsai berdirinya Yayasan Jejak Harimau Sumatera Pada tanggal 19 Juli 2023, yang telah berbadan hukum dari Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (Kemenkumham RI). Yayasan ini didirikan sebagai lembaga non-profit oleh berawal dari keprihatinan terhadap isu-isu konservasi harimau sumatera.

Dikutip dari suarasumbar.id , Ketua Yayasan, Adi Prima, menyatakan bahwa tantangan dalam menjaga subspesies terakhir harimau Indonesia semakin berat. Tujuan utama Yayasan Jejak Harimau Sumatera adalah menularkan virus positif pentingnya menjaga, melindungi, dan melestarikan habitat harimau sumatera untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Selain itu, yayasan ini juga bertujuan untuk menjadi media pengaruh utama dalam kampanye dan edukasi tentang pelestarian harimau sumatera melalui medium fotografi, videografi, dan narasi-narasi yang dapat meningkatkan kesadaran publik.

Yayasan ini bermimpi menjadi pusat studi, data, dan informasi harimau sumatera, serta memperkuat upaya mitigasi konflik dengan pendekatan melalui aspek kultural dan ekologis untuk mencapai harmonisasi kehidupan manusia dan harimau sumatera.

Berdirinya Yayasan Jejak Harimau Sumatera dipicu oleh interaksi negatif antara harimau sumatera dan pekerja kebun kelapa sawit di wilayah Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat pada 19 Juli 2021. Upaya kampanye dan edukasi dilakukan pertama kali melalui platform media sosial dengan memanfaatkan fotografi dan narasi pendukung yang mendapat tanggapan positif dari publik, bahkan banyak yang menyarankan untuk mendirikan badan hukum.

Yayasan ini menggunakan medium fotografi untuk ikut serta dalam menjaga populasi harimau sumatera yang kini mengkhawatirkan dan berada di ambang kepunahan. Fotografi dipandang sebagai media kampanye yang efektif karena mampu menyajikan fakta kondisi di lapangan dengan cara yang menggugah.

Selain Andri Mardiansyah dan Adi Prima, sosok mantan Wakil Gubernur Sumbar, Almarhum Nasrul Abit, juga berperan dalam berdirinya Yayasan Jejak Harimau Sumatera, meskipun salah satu inisiatornya sudah berpulang.

Yayasan ini berkomitmen untuk berkontribusi dalam upaya pelestarian harimau sumatera dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga habitatnya demi keseimbangan ekosistem dan keberlanjutan satwa pemuncak yang terancam kepunahan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *