Seminar Internasional OJK bersama LPIP dan ICS dalam mendorong Peningkatan Inkluisi Keuangan

DRADIO.ID – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mengadakan Seminar Internasional bersama Lembaga Pengelola Informasi Penkreditan (LPIP) dan Innovative Credit Scoring (ICS) untuk memperluas kinerja debitur dalam meningkatkan pembiayaan kredit UMKM. Bali (16/3)

Kegiatan Seminar Internasional yang diadakan OJK berlangsung 16-17 Maret 2023 bertema “Sinergi Lembaga Pengelola Informasi Perkreditan (LPIP) dan Innovative Credit Scoring (ICS) dalam Mendorong Peningkatan Inklusi Keuangan” bertempat di Nusa Dua Bali.

Seminar Ini dihadiri Oleh Kepala Eksekutif Pengawas IKNB Ogi Prastimiyono, Selain itu ini hadir pula,Wakil Ketua Dewan Komisioner OJK, Mirza Adityaswara dan Wakil Mentri Keuangan Suahasil Nazara, serta sejumlah pembicara Keuangan dari berbagai negara Korea Selatan, Mesir dan Malaysia.

Ogi Prastimiyono Mengatakan teknologi saat ini berkembang dengan pesat hingga merambah dunia pengkreditan dan perbankan.
“Teknologi Informasi telah melahirkan berbagai lembaga Innovative Credit Scoring (ICS) sehingga diperlukan LPPI dan ICS Untuk semakin Memperluas informasi kredit khuusnya mendorong pembiayaan UMKM”

Salah satu tujuan utama Biro Kredit adalah mengurangi risiko kredit dengan memberikan informasi yang lebih banyak kepada pemberi pinjaman tentang kelayakan kredit peminjam. Selain itu, Biro Kredit juga bermanfaat bagi peminjam dengan memungkinkan mereka membangun riwayat kredit dan meningkatkan credit scoring mereka dari waktu-kewaktu

Di sisi lain, ICS adalah bentuk credit scoring yang lebih baru yang menggunakan sumber data alternatif untuk menilai kelayakan kredit, seperti aktivitas media sosial, transaksi online, dan penggunaan ponsel.

Ogi Prastimiyono Mengatakan ICS disediakan oleh perusahaan fintech dengan tujuan  memberikan akses kredit kepada individu dan pemilik bisnis yang tidak memiliki riwayat kredit tradisional atau akses kredit terbatas.

“Keberadaan ICS telah membantu perkembangan fintech peer to peer lending yang sampai Januari 2023, terdapat 102 fintech P2P lending yang berizin dan menawarkan kemampuan untuk menyederhanakan proses pinjaman, terutama bagi mereka yang memiliki akses terbatas ke bank tradisional. Dengan penerapan inovasi IT, pencairan pinjaman dapat dilakukan dengan cepat dan mudah.” Ujar Ogi Prastimiyono

Kegiatan seminar internasional ini juga sejalan dengan peran Indonesia sebagai tuan rumah KTT ASEAN 2023 yang menekankan pentingnya ASEAN dalam perekonomian global dengan tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”. Indonesia dapat memanfaatkan pengalaman dalam mempromosikan inklusi keuangan melalui pemanfaatan skoring kredit di sektor jasa keuangan dengan tetap memastikan perlindungan dan privasi data konsumen.

Penulis : Echo

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *