DRADIO.ID – Apakah yang disebut COVID-19 Kraken? Menurut organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini khawatir dengan kemunculannya varian tersebut. Diduga kuat, COVID-19 varian Kraken telah diketahui menyebar lebih cepat dan sangat menular dibandingkan varian lain sebelumnya. Bahkan disinyalir , membuat angka peningkatan kasus COVID yang signifikan di Amerika Serikat serta sejumlah negara lainnya.
Koordinator Tanggap COVID-19 Gedung Putih Amerika Serikat juga melaporkan bahwa COVID-19 Kraken ini awalnya menyumbang 4 persen kasus di negara tersebut, kemudian meningkat menjadi 40 persen dalam beberapa minggu.
“Ini adalah subvarian yang paling menular yang telah terdeteksi,” kata pemimpin teknis COVID-19 WHO, Maria Van Kerkhove, dikutip dari Fortune Well, Rabu (11/1/2023).
“Alasannya adalah mutasi yang ada dalam subvarian Omicron ini yang memungkinkan virus ini menempel pada sel dan menggantinya dengan mudah,” sambungnya.
Istilah ‘Kraken’ sendiri berasal dari mitologi dan cerita rakyat Skandinavia. Kraken digambarkan sebagai monster laut yang agresif dan mampu menghancurkan apapun di sekitarnya.
COVID-19 varian ‘Kraken’ merupakan sebutan untuk subvarian Omicron XBB.1.5. Dijuluki ‘Kraken’ oleh profesor biologi Kanada Dr Ryan Gregory, karena berpotensi menyebabkan gelombang COVID besar berikutnya. Hal tersebut karena varian ‘Kraken’ ini memiliki sifat “escape strain” atau menghindari imunitas dan penularannya yang sangat tinggi dibandingkan varian maupun subvarian lainnya.
Sebagaimana diketahui, induk subvarian Omicron XBB terkenal akan kemampuannya menghindari sistem kekebalan tubuh manusia, menggunakan mutasi di situs protein lonjakan yang dikenal sebagai 486. Mutasi ini bekerja membantu virus lolos dari deteksi oleh sistem kekebalan.
Baca Juga
Hingga kini, mekanisme di balik peningkatan penularan XBB.1.5 tidak diketahui secara pasti. Namun, mutasi F486P memungkinkan virus untuk lebih efektif menempel pada reseptor ACE 2 di dalam tubuh, yang disebut sebagai ‘pintu masuk’ untuk virus masuk ke dalam sel di hidung, tenggorokan, dan paru-paru.
“Saya pikir, beberapa penelitian menunjukkan korelasi langsung antara pengikatan ACE 2 dan kemampuan menularkan virus yang lebih baik,” kata profesor mikrobiologi dan imunologi di University of Iowa, Stanley Perlman, dikutip dari Scientific American, Rabu (11/1).
“Saya yakin itu salah satu faktor, tapi itu hanya salah satu dari banyak faktor,” sambungnya.
Gejala COVID-19 Kraken
Meski ditemukan bahwa XBB.1.5 sangat mudah menular, XBB.1.5 tidak sepenuhnya menghindari kekebalan yang terbentuk dari vaksin COVID-19 atau infeksi virus Corona sebelumnya. Profesor di La Jolla Institute for Immunology, Alessandro Sette, menyebut hingga kini tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa XBB.1.5 memicu gejala yang lebih parah atau berbeda dibandingkan subvarian Omicron lainnya. Adapun gejala varian COVID-19 ‘Kraken’ yakni: Tenggorokan gatal, Sakit tenggorokan,Nyeri punggung bawah ,Hidung meler/tersumbat, Sakit kepala, Kelelahan, Bersin, Keringat malam, Pegal-pegal, Batuk tanpa dahak, Batuk berdahak, Suara serak, Kemampuan indra penciuman berubah serta Sakit dan nyeri otot.
Terkait apakah COVID-19 Kraken Sudah Ada di RI, menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI dr Siti Nadia Tarmizi menyebut hingga saat ini pemerintah belum menemukan satupun kasus varian kraken. Dominasi infeksi COVID-19 masih berasal dari varian XBB, BQ.1, BA.5, dan BF.7.