Dradio.id, JAMBI – Pemkot Jambi terus bergerak cepat dalam upaya
penanganan mewabahnya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di wilayah Kota
Jambi. Paling anyar, Wali Kota Jambi Syarif Fasha mengambil langkah taktis,
dengan menyediakan anggaran sebesar Rp 13 M untuk penanggulangan pencegahan
mewabahnya virus tersebut.
Hal itu mengemuka saat Fasha memimpin rapat operasi Gugus Tugas
Pencegahan dan Pengendalian Penularan COVID-19 Kota Jambi, Jumat (27/3) malam
di Posko Gugus Tugas di Markas Komando Damkar dan Penyelamatan Kota Jambi.
Dalam rapat
yang juga turut dihadiri Kapolda Jambi Irjen Pol Firman Shantyabudi itu, Fasha
mengatakan, Pemkot Jambi telah menggelontorkan dana tanggap darurat penanganan
wabah Covid-19 sebanyak Rp 9 M. Dana yang diprioritaskan untuk operasionalisasi
penanganan pasien Covid-19 dan upaya pencegahan mewabahnya Covid di Kota Jambi
tersebut, dirasa belum optimal mengcover kinerja penanganan Covid-19, untuk
ukuran kota besar seperti Kota Jambi.
“Kita ingin mengakselerasi upaya penanganan wabah virus
Covid-19, agar lebih optimal. Kami merasa untuk ukuran Kota Jambi, dana
tersebut belum memadai, karena dalam perjalanan kita menemui beberapa kendala
dilapangan, yaitu sarana dan prasarana yang masih minim, seperti APD (alat
pelindung diri, red) bagi tim medis, masker, rapid test, bahan disinfektan, dan
lainnya. Ini prioritas yang harus kami dahulukan dan segerakan, agar tim yang
bekerja lebih aman dan optimal,” jelas Fasha.
Wali Kota Jambi dua periode itu, akan melakukan upaya efisiensi
dan rasionalisasi dana dari berbagai pos belanja dalam Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Pemkot Jambi, untuk mendukung optimalisasi dan
efektivitas penanganan wabah Covid-19 tersebut.
“Kami akan merasionalisasi besar-besaran belanja APBD Kota
Jambi untuk mendukung daya juang penanganan wabah Covid-19 di Kota Jambi.
Diantaranya kami akan merasionalisasi anggaran belanja perjalanan dinas OPD
Pemkot Kota dan DPRD Kota Jambi. Untuk sementara kita telah berhasil dapatkan
dana sebesar Rp 4 M, dan akan kita tambah lagi,” sebut Fasha.
Lanjutnya, keterbatasan APD dan perangkat penunjang medis lain,
seperti masker dan rapid test, masih menjadi momok bagi upaya penanganan
Covid-19 di Kota Jambi. Menurutnya saat ini seluruh petugas paramedis di rumah
sakit, fasilitas kesehatan dan petugas dilapangan, sangat rentan ikut
terjangkit wabah virus, karena APD yang tidak memadai.
Baca Juga
“Kami sangat prihatin dengan kondisi petugas medis, dokter
perawat, dan petugas dilapangan yang sedang berjuang digarda terdepan dalam
penanganan virus ini. Mereka bekerja dengan kondisi APD yang tidak layak dan
tidak sesuai standar protokol kesehatan. Sedangkan kita masih mendapat alokasi
yang terbatas dari pemerintah pusat dan Pemprov Jambi. Oleh karenanya, kami
akan berupaya sendiri memproduksi APD bagi petugas kami. Saat ini kami telah
melakukan pemesanan bahan baku dari Bandung dan segera akan kami produksi
melibatkan asosiasi pengusaha batik Jambi yang mau berjuang bersama kami,”
pungkas Fasha.
Pemkot Jambi adalah pemerintah daerah yang paling aktif dan
produktif melaksanakan langkah strategis dalam upaya pencegahan COVID-19.
Bahkan Fasha yang sekarang rutin berkantor di Posko Gugus Tugas di Mako Damkar
dan Penyelamatan Kota Jambi, langsung turun memimpin berbagai aksi di lapangan.
Dia juga membentuk Satuan Gugus Tugas Khusus Disinfeksi Kota
Jambi, yang selama sepekan ini telah melakukan disinfeksi massal di 11
kecamatan dalam Kota Jambi. Tercatat hampir 1.112 titik lokasi diseluruh
wilayah Kota Jambi telah disemprot dengan cairan disinfektan oleh petugas
gabungan Pemkot Jambi, TNI/Polri, masyarakat dan organisasi kemasyarakatan di
Kota Jambi.
Fasha juga mengoptimalkan fungsi pengawasan diberbagai gerbang masuk Kota Jambi, baik terminal maupun bandara dan perbatasan Kota. Setiap penumpang dan orang yang masuk ke Kota Jambi, wajib melalui proses screening ketat dan pemantauan oleh petugas kesehatan. Langkah tersebut semakin diperkuat dengan dikeluarkannya Instruksi Wali Kota Jambi yang berisi larangan bagi tempat hiburan di Kota Jambi untuk beroperasi sementara waktu, dimasa mewabahnya virus corona. (*)