Dradio.id, JAMBI – Hujan deras Senin (20/1), membuat beberapa
kawasan di Kabupaten Bungo, Kabupaten Kerinci dan Merangin, terendam. Di
Kecamatan Muko-Muko Bathin VII dan Rantau Pandan, Kabupaten Bungo, beberapa
dusun terendam banjir.
Dusun Rantau Duku Kecamatan Rantau Pandan, Dusun Laman Panjang
Bathin III Ulu dan Dusun Bedaro Kecamatan Muko-Muko Bathin VII, pemukiman warga
terendam banjir sebatas lutut hingga paha orang dewasa.
“Hujan mulai jam 18.00 sampai pukul 05.00 (21/1). Air mulai naik
ke pemukiman pagi sekitar pukul 06.00,” kata Siti, salah seorang warga. Rohani,
warga Dusun Bedaro, mengaku mengetahui air mulai naik pada pagi hari.
Disebabkan meluapnya Sungai Mampun Dusun Bedaro.
“Apalagi ditambah air sungai kiriman Batang Bungo. Kita khawatir,
jika tiga hari saja hujan seperti ini kemungkinan potensi banjir cukup tinggi
dan membuat banyak rumah tenggelam,” kata dia.
Terpisah, Tobroni Yusuf, Kepala Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPPD) Kabupaten Bungo, mengatakan banjir mulai surut pada Selasa siang
(21/1). “Untuk korban tidak ada. Tim kita sudah cek di lapangan. Kondisi air
sudah mulai surut,” kata dia.
Meski begitu, ada sebanyak 665 rumah yang terendam. Rinciannya,
Dusun Leban ada 350 rumah, dan Dusun Bedaro 315 rumah. Diminta warga untuk
waspada melihat debit air sungai mulai mengalami kenaikan di musim penghujan
ini.
Sementara itu, Sungai Batang Merao, Kabupaten Kerinci kembali
melimpah. Air mulai menggenangi jalan utama dan rumah warga Desa Lubuk
Suli, Kecamatan Depati Tujuh.
Pantauan di lapangan, air mulai menggenangi badan jalan sekitar
pukul 19.00. Rumah warga pun mulai tergenang. “Banjir ini terjadi karena
hujan lebat yang terjadi di Kerinci terutama di Kerinci Bagian Hulu, akibatnya
air sungai melimpah dan menggenangi rumah,” kata Novita, salah satu warga
setempat.
Awang Syujadi, Camat Depati Tujuh, yang mendapatkan informasi
langsung turun ke Desa Lubuk Suli untuk mengecek kondisi masyarakat. Didampingi
staf, dia juga membawa sejumlah bantuan untuk korban banjir. Kata dia, bantuan
yang diberikannya hanya berupa karung untuk warga, namun bantuan dari BPBD belum
karena belum ada laporan.
Baca Juga
Di Kabupaten Merangin, jalan dari Desa Lantak Seribu menuju
Kecamatan Renah Pamenang dan Pamenang Selatan putus. Selain siswa yang tidak
bisa sekolah, banyak warga tertahan di atas jembatan karena tidak bisa
melintas.
Warga juga terpaksa memutar, karena ketinggian air membuat jalan
tidak bisa dilintasi. Lemino, salah satu warga Pemenang, juga mengatakan hal
yang senada. Kata dia, banjir tersebut adalah banjir tahunan selalu menggenangi
badan jalan hingga 50 cm.
“Ya, jalan ini merupakan jalan alternatif bagi kami untuk ke
sekolah dan pusat pemerintahan. Ini hampir setiap tahun banjir di sini,”
ungkapnya. Kata Lemino, dirinya sendiri berencana hendak pergi ke kebun, namun
terpaksa memilih pulang ke rumahnya.
“Rencana saya mau ke kebun hari ni (kemarin, red), mau manen.
Tapi saya lihat tidak bisa melintas. Maka saya pulang lagi,” tandasnya.
Sementara itu Kepala BPBD Kabupaten Merangin, Akmal Zen, menyebutkan, banjir di
daerah tersebut merupakan banjir langganan. “Lokasinya sama, ini memang sudah
langganan banjir,” ujarnya.
Menurutnya, banjir yang merendam jalan poros tersebut, karena
tidak teraturnya Daerah Aliran Sungai (DAS). Sehingga, saat hujan lebat, air
dengan cepat naik ke Badan Jalan.
“Daerah itu cepat banjir, kemudian cepat pula surut. Kalau tidak ada hujan malam nanti kemungkinan air sudah surut,” singkatnya.
sumber : jambi independent